cover
Contact Name
Sonya Sulistyono, ST., MT., IPM.
Contact Email
sonya.sulistyono@unej.ac.id
Phone
+62331-410241
Journal Mail Official
jrsl.sipil@unej.ac.id
Editorial Address
Universitas Jember
Location
Kab. jember,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Published by Universitas Jember
ISSN : -     EISSN : 25489518     DOI : https://doi.org/10.19184/jrsl.v3i2
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan (JRSL) adalah jurnal peer-review nasional dan akses terbuka. Artikel penelitian yang diterbitkan mencakup semua aspek teknik sipil, termasuk Rekayasa Struktural, Rekayasa dan Manajemen Transportasi, Manajemen Konstruksi, Rekayasa Hidro, Rekayasa Geoteknik, dan Rekayasa Lingkungan.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 1 No 01 (2017): JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN" : 10 Documents clear
EVALUATION OF TOWER CRANE POSITIONING IN JEMBER ICON PROJECT Bima Anggaruci Bhirawa Yudha; Jojok Widodo Soetjipto; Dwi Nurtanto
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 1 No 01 (2017): JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1048.067 KB) | DOI: 10.19184/jrsl.v1i01.3740

Abstract

Settling of Tower Crane (TC) will influence efficiency of task served, it will effect to leasing cost and operational cost of TC. This problem is gotten by contractors while they arrange construction schedule. TC’s placement isn’t exact that due to extend scheduling and cost wasteful. Therefore, TC’s settling needs a calculation of TC workload balance in order to minimize duration time. To field observation will be taken an ongoing construction project which is Jember Icon’s Project on Gajah Mada street in Jember. Results of these researches shown exactly settling of TC will reduce operational hours and project schedule. Penempatan Tower Crane (TC) akan mempengaruhi efisiensi pekerjaan yang dilayani, hal ini juga akan berpengaruh pada biaya sewa dan biaya operasional TC. Permasalahan ini sering dihadapi oleh kontraktor ketika menyusun rencana pelaksanaan kegiatan proyek. Penempatan TC yang tidak tepat dapat mengakibatkan jadwal pelaksanaan yang panjang dan pemborosan biaya. Oleh karena itu dalam penempatan TC memerlukan perhitungan keseimbangan beban kerja TC agar dapat meminimalisasi durasi penggunaan TC. Observasi lapangan dilakukan pada proyek konstruksi yang sedang berjalan yaitu pada proyek Jember Icon, yang berlokasi di Jalan Gajah Mada, Jember. Hasil penelitian menunjukkan penempatan TC dapat diketahui bahwa penempatan TC yang tepat dapat mereduksi jam operasional TC dan jadwal proyek.
ROAD DAMAGE ANALYSIS IN PROBOLINGGO REGENCY Riska Rismawati; Akhmad Hasanuddin; Anik Ratnaningsih
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 1 No 01 (2017): JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (532.636 KB) | DOI: 10.19184/jrsl.v1i01.3744

Abstract

The existence of surveyed and researched road’s condition in Probolinggo Regency has recently achieved the level of damage and repair project in different years between 2009 – 2013. It can be the problem for Probolinggo government in finding out the value of the rate road’s level in Probolinggo Regency. One way in determining the condition of the road’s damage is by using Pavement Condition Index (PCI) method. The previous research is conducted by Zulkarnaen (2014) in M.H. Thamrin Street, Ajung, Jember. His research obtained the value of PCI average of 39.08. This research is conducted in finding the rate of road’s damage including the type of damage and the level of road’s damage towards the last maintenance time of the road in Probolinggo Regency. The evaluation result can be used by Probolinggo government for making budget estimation in 2016 and as suggestion for Public Work Service (Dinas Pekerjaan Umum) in increasing their service. The result of this study is the rate of road’s damage in Probolinggo Regency that has achieved 3.79% each year.Keywords: Tower Crane, Evaluation of positioning, Total transporting time, Efficiency. Kondisi eksisting jalan Kabupaten Probolinggo yang disurvei dan diteliti saat ini mengalami tingkat kerusakan dan juga mengalami proyek perbaikan pada tahun yang berbeda-beda, yaitu pada tahun 2009-2013. Hal ini dapat yang menjadi permasalahan tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten Probolinggo dalam mencari nilai laju kerusakan jalan di Kabupaten Probolinggo. Salah satu cara untuk mengetahui kondisi kerusakan jalan adalah dengan menggunakan metode Pavement Condition Index (PCI). Penelitian sebelumnya dilakukanZulkarnain (2014) pada jalan M.H. Thamrin, Ajung, Jember. Hasil penelitian diperoleh nilai PCI rata-rata sebesar 39,08. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui laju kerusakan jalan meliputi jenis kerusakan dan tingkat kerusakan jalan terhadap waktu pemeliharaan terakhir jalan di Kabupaten Probolinggo. Hasil evaluasi dipergunakan untuk masukan Pemerintah Kabupaten Probolinggo untuk tahun anggaran 2016 dan sebagai bahan masukan bagi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten dalam upaya meningkatkan pelayanannya. Hasil penelitian laju kerusakan jalan di Kabupaten Probolinggo sebesar 3,79% per tahun.
TRAFFIC IMPACT ANALYSIS OF SPBU TANJUNGWANGI BANYUWANGI Oki Indra Prastana; Sonya Sulistyono; Syamsul Arifin
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 1 No 01 (2017): JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.7 KB) | DOI: 10.19184/jrsl.v1i01.3745

Abstract

Tanjungwangi public refueling station is an infrastructure that is being built in Banyuwangi which is located around the port of Ketapang. Based on the Regulation of the Minister of Communications No. 75 Year 2015 on the Implementation of Traffic Impact Analysis stated that stations at least have one dispenser that must do Traffic impact analysis. Analysis conducted includes seizure analysis, performance analysis and analysis segment queue. Which Analysis conducted based on Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Survey conducted includes seizure, traffic volume survey inventory survey and survey roads long time service gas stations. The results were obtained seizure of 142 MC/hour, 39 LV/hour, 18 HV/hour on working days and 136 MC/hour, 50 LV/hour, 15 HV/hour on holidays. This doesn’t have any significant influence on performance analysis that are still in the LOS B criteria. SPBU Tanjungwangi adalah suatu prasarana yang sedang di bangun di Kabupaten Banyuwangi yang letaknya sekitar pelabuhan Ketapang. Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 75 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas menyatakan bahwa SPBU yang memiliki minimal 1 dispenser wajib dilakukan Andalalin. Analisis yang dilakukan meliputi analisa bangkitan, analisa kinerja ruas dan analisa antrian. Dimana analisa kinerja ruas jalan yang dilakukan berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Survey dilakukan adalah survey bangkitan, survey volume lalu lintas survey inventarisasi ruas jalan dan survey lama waktu pelayanan SPBU. Hasil penelitian diperoleh bangkitan sebesar 142 MC/jam, 39 LV/jam, 18 HV/jam hari kerja dan 136 MC/jam, 50 LV/jam, 15 HV/jam hari libur. Hal ini tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja ruas yang masih dalam kriteria LOS B.
EVALUATION OF DRAINAGE SYSTEM IN SRIKOYO STREET PATRANG DISTRICT, JEMBER REGENCY Rusyidina Tamimi; Sri Wahyuni; Entin Hidayah
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 1 No 01 (2017): JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1068.13 KB) | DOI: 10.19184/jrsl.v1i01.3741

Abstract

The water logging or even flood always occurs on Srikoyo road in every rainy season. The condition emerges because of the imbalance between the number of rainwater catchment area and the rapid increase of residential areas. Besides, the drainage channels along the road of Srikoyo are not sufficient enough to hold rainwater well. The process of evaluation is done by applying the method of hydrological analysis to determine the maximum discharge modeling used for evaluating the capacity of the existing drainage channels. The output of the hydrology analysis calculation comes up in rainfall intensity which is required as the data input for SWMM modeling. SWMM modeling is used in this evaluation since it is a model of rainfall-runoff simulation which is used for simulating both quantity and quality of the surface runoff of urban areas. The result of the evaluation using the software SWMM suggests that there are several number of water logging during the return period of 1, 2, 5, and 10 years. There are 3 areas encounter flood in the return period of 1 year, 10 areas in the return period of 2 years, 18 areas in the return period of 5 years, and 19 areas in the return period of 10 years. Pada musim penghujan Jalan Srikoyo selalu tergenangi air. Terjadinya genangan di Jalan Srikoyo diakibatkan oleh area resapan air hujan tidak seimbang dengan pesatnya wilayah pemukiman. Selain itu, saluran drainase di sepanjang ruas Jalan Srikoyo kurang memadai dan tidak dapat berfungsi dengan baik untuk menampung air hujan. Dengan adanya permasalahan ini dilakukan proses evaluasi, evaluasi ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis hidrologi untuk menentukan debit pemodelan maksimal yang digunakan untuk mengevaluasi kapasitas saluran drainase yang ada. Dimana output perhitungan analisis hidrologi berupa intensitas hujan yang diperlukan sebagai data inputan untuk pemodelan SWMM. SWMM digunakan dalam evaluasi ini dikarenakan SWMM merupakan model simulasi hujan-aliran (rainfall-runoff) yang digunakan untuk mensimulasikan kuantitas maupun kualitas limpasan permukaan dari daerah perkotaan. Dari evaluasi menggunakan software SWMM, pada kala ulang 1 tahun didapatkan 3 node lokasi banjir, kala ulang 2 tahun didapatkan 10 node lokasi banjir, kala ulang 5 tahun didapatkan 18 node lokasi banjir dan kala ulang 10 tahun didapatkan 19 node lokasi banjir.
FEEDER ROUTE PLANNING OF PUBLIC TRANSPORTATION IN JEMBER Dewi Sri Asmoro Wulan; Sonya Sulistyono; Dwi Nurtanto
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 1 No 01 (2017): JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1434.82 KB) | DOI: 10.19184/jrsl.v1i01.3746

Abstract

The Reduce performance of urban public transport in Jember can not separated from several factors, among other are less convenient conditions in terms of service, overlapping route, no improvement for route network made by local authority, and cheap moator loans which cause many poeple use motor vehicles. The Worst effect if this thing continous increase population of motor vehicles. At the same time nowdays, new land-use patterns have grown in urban areas which potentially have large demand but still unserved by public transport. Seeing these problems, public branch route network planning is needed as well as the requirment of public transportation fleets in accordance with the legislation. From the planning conducted, it was found 8 plan branch routes and the fleet needs.From such palnning it was expected that it can reduce the overlapping route and accomodate all urban areas in order to served by public transport. Menurunnya kinerja angkutan umum perkotaan jember tidak lepas dari beberapa faktor antara lain kondisi kurang nyaman dalam segi pelayanan, overlapping trayek, belum dilakukan perbaikan jaringan trayek oleh pihak berwenang, dan kredit motor yang murah sehingga masyarakat banyak yang menggunakan kendaraan bermotor. Dampak terburuk bila hal ini terus berlanjut, populasi kendaraan bermotor akan meningkat tiap tahunnya. Kemacetan lalu lintas, pemborosan BBM serta polusi udara juga akan meningkat. Disaat yang sama saat ini mulai tumbuh pola tata guna lahan baru di wilayah perkotaan yang berpotensi demand besar namun belum terlayani angktan umum. Melihat masalah tersebut perlu dilakukan sebuah perencanaan jaringan trayek angkutan umum ranting dan kebutuhan armadanya yang sesuai dengan konsep perundang-undangan. Dari perencanaan yang dilakukan didapatkan 8 rute rencana serta kebutuhan armadanya. Diharapakan dari perencanaan tersebut dapat mengurangi overlapping dan mengakomodasi seluruh wilayah perkotaan agar terlayani oleh angkutan umum.
MANAGEMENT AND TRAFFIC ENGINEERING SIMULATION TO IMPROVE THE UNSIGNALISED INTERSECTION PERFORMANCE ON JATIRAYA STREETKAHURIPAN NIRWANA, SIDOARJO REGENCY Kurnia Hadi Putra; Faisal Rosih Alfanan
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 1 No 01 (2017): JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (988.709 KB) | DOI: 10.19184/jrsl.v1i01.3742

Abstract

Unsignalised 3-way intersection at Jati Raya – Kahuripan Nirvana streets is an area with high traffic congestion. It caused by the increasing of vehicle volume at rush hour. In addition, the surrounded area of the intersection is a commercial area with a dense population and the intersection is also the main access to the toll road. To deal with these conditions, management and traffic engineering need to be done. The method of field surveys is conducted to obtain primary data and the existing condition. All the traffic data is obtained from the number of vehicles passing through the intersection for four days (27-30 May 2016). Then, all the data is recapitulated and calculated using the formula of Indonesian Highway Capacity Manual 1997. As the result, it can be concluded that the 3-way intersection at Jati Raya – Kahuripan Nirvana has the degree of saturation (DS) 1.23. This value is far from the one suggested by MKJI 1997 for the unsignalized 3-way intersection, i.e. DS = 0.85. Therefore, management and traffic engineering are conducted to overcome these conditions. The fourth alternative shows the DS 0,51 with Level of Service C. Simpang tiga tak bersinyal pada jalan Jati Raya – Kahuripan Nirwana merupakan daerah yang sering mengalami kemacetan. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan lalu lintas yang cukup tinggi, selain itu disekitar simpang merupakan daerah komersil, pemukiman penduduk dan akses menuju jalan tol. Dalam mengatasi permasalahan pada simpang digunakan manajemen dan rekayasa lalu lintas. Metode yang digunakan adalah metode survei lapangan untuk mendapatkan data primer dan kondisi eksisting. Data lalu lintas diperoleh dari jumlah kendaraan yang melintasi simpang selama empat hari (27-30 Mei 2016). Kemudian data tersebut diolah dengan perhitungan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa simpang jalan Jati Raya – Kahuripan Nirwana memiliki nilai Derajat Kejenuhan (DS) = 1,23 dengan Level Of Service LOS (F) . Nilai itu jauh dari nilai yang disarankan oleh MKJI 1997 untuk simpang tak bersinyal yaitu DS = 0,85. Oleh karena itu dilakukan beberapa alternatif solusi manajemen dan rekayasa lalu lintas. Dalam mengatasi kemacetan diambil alternatif solusi yang menghasilkan derajat kejenuhan (DS) paling kecil dengan nilai = 0,51 dengan Level Of Service LOS (C) yang terjadi pada alternatif empat.
THE USAGE OF BRACING ON EARTHQUAKE RESISTANT BUILDINGS WITH PUSHOVER ANALYSIS Dwi Wahyu Anggraeni; Erno Widayanto; Dwi Nurtanto
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 1 No 01 (2017): JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (720.976 KB) | DOI: 10.19184/jrsl.v1i01.3747

Abstract

Most of Indonesia area is an earthquake- prone region. This is caused by the confluence of three major plates world that are subduction. Indo-Australian Plate colliding with the Eurasian plate off the coast of Sumatra, Java and Nusa Tenggara, while the Pacific plate in northern Guinea and North Maluku. In the vicinity of the meeting location this plate collision energy accumulated in the form of earthquake. The quake destroyed much of the multi-storey buildings that do not have adequate strength. Therefore , the higher the building, the greater the effects of the earthquake were received by the building. One way to acquire resistance to earthquake response was to add rigidity to a building. How to obtain the stiffness of a building is to install bracing for high-rise buildings. The purpose of this analysis was conducted to determine usage behavior particularly bracing displacement. The Results of this analysis showed a reduction in horizontal deviation of the building due to the addition of frame bracing. The difference in the percentage of horizontal deviation without bresing building and building using bresing X is 82.519%. While the difference in the percentage of horizontal deviation without order bresing building and building using bresing V is 64.904%. Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan wilayah rawan gempa. Hal ini disebabkan oleh pertemuan tiga lempeng utama dunia yang bersifat subdaksi. Lempeng Indo- Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa dan Nusa Tenggara, sedangkan lempeng Pasific di utara Irian dan Maluku Utara. Di sekitar lokasi pertemuan lempeng ini akumulasi energi tabrakan terkumpul sehingga lepas berupa gempa bumi. Gempa banyak menghancurkan bangunan- bangunan bertingkat yang tidak mempunyai kekuatan yang memadai. Oleh karena itu, semakin tinggi bangunan maka semakin besar pula efek gempa yang diterima oleh bangunan tersebut. Salah satu cara untuk memperoleh ketahanan terhadap respon gempa adalah menambah kekakuan pada suatu bangunan. Cara memperoleh kekakuan suatu bangunan adalah dengan memasang pengekang (bracing) untuk bangunan tinggi. Tujuan dari analisa ini dilakukan untuk mengetahui perilaku pemakaian bracing khususnya displacement. Hasil dari analisa ini menunjukkan terjadinya pengurangan simpangan horizontal gedung karena adanya penambahan rangka bracing. Selisih presentase simpangan horizontal gedung tanpa bresing dan gedung dengan menggunakan bresing X adalah 82,519%. Sedangkan selisih presentase simpangan horizontal gedung tanpa rangka bresing dan gedung dengan menggunakan bresing V adalah 64,904%.
QUALITY ANALYSIS OF THE SALTWATER IN WEST SURABAYA FAIRWAY IN MADURA STRAIT Ririn Endah Badriani
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 1 No 01 (2017): JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (632.795 KB) | DOI: 10.19184/jrsl.v1i01.3743

Abstract

Tanjung Perak Surabaya is the biggest harbor in the Eastern part of Indonesia. PT Pelindo III implemented the development of the eastern fairway Surabaya (APBS). Consequently, the activities arround them increased. It had potential to cause water polllution. This study is aim to determine the water quality based on standart quality of marine biota and the index of water quality arround APBS. Index of water quality are pollution index (IP) and National Sanitation Federation Water Quality Index (NSF WQI). The result of the study showed that the water harbor arround APBS and the location of dreging material were decreasing in the term of the quaity of the saltwater . The quality of saltwater did not reach the standart quality, which was TSS 30 mg/l (ST 1), the turbidity of 19 NTU (ST 1), nitrate (0.7 mg / l in ST1dan 0.5 mg / l in ST2) and at all sampling points obtained DO concentration (3 mg / l), phosphate from 0.02 to 0.6 mg / L and brightness (from 0.55 to 1.70 m) .Index of water quality arround APBS and dregging material disposal site that was used IP method was medium polluted (ST 1, S2 and ST 4) and lightly polluted (ST 3, ST 5 and ST 6). Values of water quality by NSF WQI obtained two categories: good (ST 3, ST 4, ST 5) and medium (ST 1, ST 2 and ST 6). Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya merupakan pelabuhan terbesar di kawasan Indonesia bagian timur. PT PELINDO III melakukan pengembangan Arus Pelayaran Barat Surabaya (APBS). Akibatnya aktivitas sekitar APBS meningkat yang berpotensi menimbulkan pencemaran di perairan. Tujuan penelitian ini untuk menentukan kualitas air berdasarkan baku mutu biota laut dan indek kualitas air di sekitar APBS. Indeks kualitas air yang digunakan adalah Indeks Pencemaran (IP) dan National Sanitation Federation Water Quality Index (NSF WQI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perairan di sekitar APBS dan lokasi pembuangan material keruk mengalami penurunan kualitas air laut dengan beberapa parameter tidak memenuhi baku mutu yaitu TSS 30 mg/l (ST 1), kekeruhan 19 NTU (ST 1), nitrat (0,7 mg/l di ST1dan 0,5 mg/l di ST2) dan di semua titik sampling diperoleh kadar DO (3 mg/l), fosfat 0,02 – 0,6 mg/L dan kecerahan (0,55 - 1.70 m). Indeks kualitas air di sekitar APBS dan lokasi pembuangan material keruk dengan metode IP dihasilkan tercemar sedang (ST 1, S2 dan ST 4 ) dan tercemar ringan (ST 3, ST 5 dan ST 6). Nilai kualitas perairan berdasarkan NSF WQI diperoleh dua kategori yaitu baik ( ST 3, ST 4, ST 5) dan sedang (ST 1, ST 2 dan ST 6).
THE EFFECT OF POLYETHYLENE TEREPHTHALATE TO COMPRESSIVE STRENGHT OF SELF COMPACTING CONCRETE Gati Annisa Hayu
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 1 No 01 (2017): JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (857.571 KB) | DOI: 10.19184/jrsl.v1i01.3748

Abstract

Self compacting concrete is a type of concrete that has a good workability, so it can perform compression itself without using any vibrators. Polyethylene Therephthalte (PET) is a waste that is often found in plastic bottle packaging. The existence of these problems urged many researchers to find solutions to reduce this PET plastic waste. The purpose of this study is to utilize PET as subtitution of fine agregate to produce self compacting concrete. Beside of that, this study uses 1% of Viscocrete. The composistion of PET are 0%, 5%, dan 15%. The specimen size is 15 x 30 cm. The testing are fresh concrete test (Sump Test, V-Funnel, dan L-Box) and hard concrete test (Compressive Test at day 21 and 28). The results showed that the best behavior of fresh concrete test shown by 5% of PET. While on hard concrete test, the best behaviour at the age of 28 days demonstrated by PET 5% amounting to 50,348 MPa and PET 15% of 21,214%. Beton Mampat sendiri atau lebih dikenal dengan Self Compacting Concrete adalah jenis beton yang mempunyai workability yang baik sehingga mampu melakukan pemampatan sendiri tanpa perlu menggunakan alat vibrator. Polyethylene Therephthatallate (PET) adalah limbah yang banyak dijumpai pada botol plastik minuman kemasan. Adanya permasalahan tersebut mendesak banyak pihak untuk mencari solusi dalam mengurangi limbah plastik PET ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan PET sebagai pengganti agregat halus untuk menghasilkan beton mampat sendiri. Selain itu juga digunakan Viscocrete sebesar 1%. Komposisi PET yang digunakan adalah 0%, 5%, dan 15%. Ukuran benda uji adalah silinder ukuran 15 x 30 cm. Pengujian berupa pengujian beton segar (Sump Test, V-Funnel, dan L-Box) dan beton keras (Tes Tekan hari ke-21 dan 28). Hasil menunjukkan bahwa dalam pegetesan beton segar perilaku palig baik ditunjukkan oleh beton mampat sendiri dengan komposisi PET sebesar 5%. Sedangkan pada tes beton keras, perilaku terbaik pada usia 28 hari ditunjukkan oleh PET 5% sebesar 50,348 MPa dan PET 15% sebesar 21,214%.
THE CONTRIBUTION OF POLYCARBONATE FLEXURAL STRENGTH INTO POROUS CONCRETE SLAB Dwi Nurtanto
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 1 No 01 (2017): JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.771 KB) | DOI: 10.19184/jrsl.v1i01.6039

Abstract

Polycarbonate is thermoplastic polymer group. It is easily formed using heat. Plastic has many advantages, namely thermal resistance compared to other types of plastic, resistant to impact, and very clear. The purpose of this research is to replace steel in reinforced concrete with polycarbonate and it is expected to contribute a good flexural strength on the porous concrete slab. The test specimen is 40x40x5 cm and the variation widths of polycarbonate are 2 cm, 4 cm, and 6 cm. Polycarbonates are arranged in the x direction and y direction, such as the reinforcement in concrete slab. The distance between the pores in concrete slab is 8 cm. Once the concrete aged 28 days, the next step is testing the flexural strength. The results show the concrete compressive strength is 24.699 MPa. The biggest average flexural test is in porous concrete slab with diameter of reinforcement is 6 mm. Meanwhile, for porous concrete slab without reinforcement and porous concrete slab with polycarbonate have flexural strength which is almost the same. This is because there is no bond between polycarbonate and concrete, so that the adhesion between them is very small and virtually non-existent. In addition, the results show that there is no contribution of polycarbonate flexural strength in concrete slab. Polikarbonat adalah suatu kelompok polimer termoplastik yang mudah dibentuk dengan menggunakan panas. Plastik ini memiliki banyak keunggulan, yaitu ketahanan termal dibandingkan dengan plastik jenis lain, tahan terhadap benturan, dan sangat bening. Tujuan penelitian ini adalah mengganti material baja pada beton bertulang dengan polikarbonat dan diharapkan dapat memberikan kontribusi kuat lentur yang baik pada pelat beton berpori. Ukuran benda uji adalah 40x40x5 cm, dimana variasi ukuran lebar polikarbonat adalah 2 cm, 4 cm dan 6 cm. Polikarbonat disusun dalam arah x dan arah y, seperti penulangan pada pelat beton. Selanjutnya dilakukan pengecoran. Jarak antar pori pada pelat beton adalah 8 cm. Setelah beton berumur 28 hari maka dilakukan pengujian kuat lentur. Hasil penelitian menunjukkan kuat tekan karakteristik beton adalah sebesar 24.699 MPa. Hasil kuat lentur rata-rata yang paling besar terjadi pada pelat beton berpori dengan tulangan diameter 6 mm, sedangkan untuk plat beton berpori tanpa tulangan dan dengan polikarbonat hasil kuat lenturnya hampir sama. Hal ini dikarenakan tidak adanya lekatan antara lembaran polikarbonat dan beton, sehingga daya lekat polikarbonat terhadap beton sangat kecil dan bisa dikatakan tidak ada. Selain itu, hasil menunjukkan bahwa tidak adanya kontribusi kuat lentur polikarbonat pada beton berpori.

Page 1 of 1 | Total Record : 10